Senin, 02 Maret 2020

Mengenal Sejarah dan Budaya Jawa di Museum Sonobudoyo Yogyakarta

Setelah sebelumnya aku nggak sengaja menemukan Masjid Keraton Soko Tunggal di kawasan Taman Sari, aku kemudian beranjak ke Masjid Gedhe Kauman untuk sholat Jumat di sana. Setelah itu baru deh makan di angkringan yang ada di halaman masjid. Ini nih enaknya Jogja, makanannya murah-murah. Nggak nyampe Rp. 10.000, perut udah kenyang dengan makanan angkringan yang murah-murah. Mantap cuy.

Setelah mengisi perut, aku pun melanjutkan petualanganku di Bumi Jogja ini. Apalagi ini hari terakhirku di sini, jadi harus dimaksimalkan jalan-jalannya. Tujuanku selanjutnya adalah Museum Sonobudoyo yang tidak begitu jauh dari Masjid Gedhe Kauman ini.

Tap..tap..tap.. nggak lama jalan kaki, sampe juga aku di halaman museumnya.
Museum Sonobudoyo

Alamat Museum Sonobudoyo


Museum Sonobudoyo ini letaknya di Jalan Pangurakan No. 6, Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta. Letaknya ada di sisi utara dari Alun-Alun Utara Yogyakarta. Jadi mudah banget buat ngunjungi museum ini, karena berada di pusat kota dan dekat dari objek-objek wisata lainnya.

Oh ya, tiket masuknya juga murah banget, perorangnya cuma bayar Rp. 3000 aja sebagai tiket masuknya. Murah meriah cuy. Btw ini juga sih yang bikin aku suka ngunjungi museum, soalnya tiket masuknya murah dan ada banyak hal yang bisa dilihat di dalam, terus dapat ilmu dan pengetahuan juga. Mantap banget kan?

Makanya, hayuk ke museum!

Sejarah Museum Sonobudoyo

Museum Sonobudoyo ini awalnya adalah sebuah yayasan yang bergerak di bidang kebudayaan Jawa, Madura, Bali, Lombok yang berdiri tahun 1919 di Surakarta dengan nama Java Instituut. Dengan tujuan untuk mengumpulkan kebudayaan dari daerah-daerah tersebut, maka Java Instituut ini ingin mendirikan sebuah museum dan museumnya pun didirikan di Yogyakarta dengan tanah yang diberikan oleh Sultan Hamengku Buwono VII. Peresmiannya pun dilakukan langsung oleh Sultan pada tanggal 6 November 1935.
Prasasti pembangunan Museum

Koleksi Museum Sonobudoyo

Setelah membeli tiket masuknya yang murah meriah, seharga nasi angkringan, aku pun segera masuk dan menjelajahi ruangan demi ruangan di museum ini. Di bagian paling depan terdapat koleksi gamelan yang sangat lengkap. Saking lengkapnya, aku pun nggak tau nama jenis-jenisnya.
Gamelan

Beranjak ke bagian dalam, aku melihat ruangan yang berisi koleksi dari peninggalan masa prasejarah. Di dalamnya terdapat banyak tengkorak, bahkan ada satu kuburan kaca yang berisi kerangka manusia purba. Iiii.... Serem.

Tapi katanya itu cuma replika aja. πŸ˜‚

Selain itu juga ada beberapa peralatan dari batu dan tulang yang digunain pada masa prasejarah.
Tengkorak manusia purba

Kerangka di dalam museum

Di ruangan selanjutnya terdapat ruang klasik dan peninggalan Islam. Di sini juga ada Al-Qur'an tua hingga kitab-kitab kuno. Sayang aku nggak bisa baca isi kitab nya, kan mana tau isinya tentang ilmu kanuragan. πŸ˜‚
Salah satu catatan kuno koleksi museum

Ruangan selanjutnya berisi berbagai kesenian dan kebudayaan seperti batik dan alat-alat batik, lalu ada koleksi wayang yang beraneka ragam, ada juga koleksi topeng yang terbuat dari kayu. Selanjutnya juga ada koleksi berbagai macam jenis keris. Ternyata keris pun ada bermacam-macam dan memiliki banyak makna. Bahkan jumlah lekuknya juga punya makna tersendiri. Keren...
Batik dan alat-alatnya

Koleksi wayang

Koleksi keris

Di bagian ujung, terdapat pula koleksi berupa permainan-permainan tradisional yang dulunya biasa dimainin para anak-anak seperti ketapel, tembak-tembakan, congklak, kapal othok-othok dan banyak lagi jenis permainan tradisional lainnya. Ngelihat koleksi permainan tradional ini membuatku jadi bernostalgia. Ah.. jadi inget masa saat masih jadi anak-anak.
Permainan tradisional

Koleksi terakhir adalah koleksi budaya Bali. Katanya sih budaya Bali dan Jawa itu memiliki kemiripan. Karena itu benda-benda budaya Bali juga tersimpan di dalam museum ini. Di ruangan terakhir ini terdapat beberapa artefak dan ukiran yang memiliki ciri khas budaya Bali.

Setelah selesai menjelajahi satu demi satu ruangan di Museum Sonobudoyo ini, aku pun segera keluar dari museum untuk melanjutkan petualangan ke destinasi selanjutnya. Let's go...
Museum Sonobudoyo

22 komentar:

  1. Wah, murah meriah dapat pengetahuan segudang. Kelihatannya terawat ya. Saya selalu suka dengan budaya IOndonesia. Herannya kenapa museum sering sepi pengunjung ya. Mungkin sekarang makin jarang orang-orang yang tertarik dengan hal berbau tradisional :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kayaknya sih gitu mbak.
      Orang-orang lebih tertarik pada wisata yang keren buat di posting sih saat ini.

      Padahal ngunjungi museum juga seru, dapat ilmu juga.

      Hapus
  2. masih terjaga banget ya sepertinya, jadi inget dengan salah satu komunitas ny terkenal di jogja. TRB naamanya hehe

    BalasHapus
  3. Meseum yang cukup apik. Meski berasal dari 3 daerah yang berbeda tapi tetap mencerminkan khas Jawa..😊😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mas, mungkin karena letaknya di Jogja, jadi yang paling menonjol ya khas Jawa nya.

      Hapus
  4. waktu ke jogja gak sempat mampir ke museum ini, saya lebih ke museum vredebug. disana museumnya lebih seru sih. karena banyak dioramanya,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya sih mas, Museum Vredeburg juga lebih rame daripada museum ini. Tapi Museum Sonobudoyo juga tetap seru kok buat dikunjungi.

      Hapus
  5. Terkadang kalau mengunjungi museum agak bingung dengan barang barang yang ada didalamnya, tapi pas liat sejarah yang ada di barang barang itu jadi kagung dan terpesona sekali sih.. Sejarah memberikan kesan yang berbeda terhadap barang tersebut, mungkin hal ini bisa seperti menilai seni ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Emang gitu mas, terkadang barangnya terlihat kayak yang kita gunain sehari-hari atau cuma barang-barang sederhana, tapi nilai sejarahnya itu yang bikin benda tersebut dipajang di museum.

      Hapus
  6. museum tu kalau dari luar keknya membosankan, tapi kalau udah masuk biasanya menemukan hal-hal unik dan menarik.. itu yang tengkorak dan peralatan manusia purba bikin penasaran..

    -Traveler Paruh Waktu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ahahaa... Emang gitu sih mas, rata-rata kalo bangunan sejarah itu monoton dan terlihat nggak menarik, yang menarik sih sejarahnya.

      Hapus
  7. Saya juga pengen banget pergi ke museum. Tapi nggak ada museum di sini. adanya musim hujan, kemarau dan nikahanπŸ˜‚πŸ˜‚
    Padahal kalau bisa ke museum pasti asyik ya, jadi berpikir gimana kehidupan manusia zaman dulu. Dan jadi sadar beruntungnya bisa hidup di zaman ini yang pakai baju bisa warna-warniπŸ˜‚

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ahahaa... Musimnya beragam ya mbak. πŸ˜‚

      Bener banget tuh mbak, bisa liat susahnya hidup orang-orang jaman dulu.

      Hapus
  8. Lupa-lupa ingat (artinya lebih banyak lupa/ragunya daripada ingat/yakinnya), tahun 70'an dulu ada sekian kaset gamelan/lagu Jawa yang dibuat oleh yayasan yang namanya mirip-mirip (atau mungkin malah sama) degan nama museum ini..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin lagunya terinspirasi dari museum ini mas. Mungkin sih.

      Hapus
  9. bertahun-tahun dl di Jogja, gak pernah ke Museum Sonobudoyo. Terlalu banget yaaak.
    Mau mengulang ke Jogja butuh uang, waktu, tenaga dll. Semoga kesampaian suatu hari nanti hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kadang pas kita tinggal di kota tersebut, kita wisatanya malah di luar kotanya mbak.

      Semoga nanti kesampaian ya mbak, aamiin...

      Hapus
  10. saya selalu tertarik dengan museum tapi kalau kayak ada kerangka ngeri juga yak, karena kalau museum didaerah saya hewan hewan yang di awetkan saja terlihat seram

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini masih mending sih mbak, di Medan malah ada kuburan isi museumnya. πŸ˜‚

      Hapus
  11. Berpetualang ke museum bagi saya tuh ngeri-ngeri sedap gitu deh. Berasa dibawa ke jaman aslinya lengkap dengan aura sakral, heheh

    Tapi sebenarnya penting banget mengunjungi museum untuk mengenal sejarah suatu tempat/peristiwa masa lampau. Iya nggak sihh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo ke museumnya, rasanya emang kayak melewati mesin waktu gitu mbak. Seru tapi sakral.

      Setuju banget mbak, dari museum doang, kita bisa dapat banyak ilmu/pengetahuan dari masa lalu.

      Hapus

Terima kasih telah berkunjung, silahkan berkomentar dengan sopan :)