Tampilkan postingan dengan label Pantai. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pantai. Tampilkan semua postingan

Kamis, 29 April 2021

Pantai Muara Ketahun di Bengkulu Utara

Pantai Muara Ketahun
Pantai Muara Ketahun

Hai sahabat backpacker, gimana kabar kalian? Semoga sehat selalu ya. Aamin...

Sebenarnya aku masih mau ngelanjutin cerita petualanganku di Bumi Sumatera Utara sih. Soalnya setelah dari Danau Toba kemarin, aku masih melanjutkan petualanganku di Tanah Karo. Tapi kali ini aku mau selang seling juga ama kisah petualanganku berwisata di tempat tinggalku yang sekarang.

Yap!!! Nggak kerasa udah beberapa bulan aku berada di bumi perantauan, tepatnya di Kecamatan Ketahun, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu. Kabupaten ini juga punya banyak destinasi wisata yang menarik. Apalagi pantainya, memanjang di sepanjang Jalan Lintas Barat Sumatera dan masing-masing punya karakteristiknya sendiri. Pantainya juga menghadap ke sisi barat, jadi momen matahari terbenamnya nggak diragukan lagi deh.

Tapi aku belum banyak menjelajahi objek wisatanya sih, selain terkendala kendaraan, kameraku juga mengalami masalah. Jadi terpaksa deh motret pake kamera hape yang jujur aja, hasilnya nggak bikin aku puas.

Kali ini aku mau berbagi cerita tentang objek wisata pantai yang letaknya nggak jauh dari kontrakanku, objek wisata tersebut bernama Pantai Muara Ketahun. 

Pantai Muara Ketahun
Pantai Muara Ketahun
Pantai Muara Ketahun
Ombaknya besar juga

Alamat Pantai Muara Ketahun

Pantai Muara Ketahun terletak di Desa Pasar ketahun, Kecamatan Ketahun, Kabupaten Bengkulu Utara. Kalo dari kontrakanku kira-kira jaraknya cuma 5 kilometer aja, sedangkan kalo dari Kota Bengkulu, sekitar 2 jam perjalanan. Pantai ini berada tepat di sisi Jalan Lintas Barat Sumatera yang menghubungkan Bengkulu dengan Padang, jadi cukup mudah untuk di akses.

Fasilitas di Pantai Muara Ketahun

Pantai Muara Ketahun ini bisa dibilang belum dikelola dengan baik sih. Soalnya fasilitasnya sendiri masih sangat terbatas. Contohnya aja, di sini belum tersedia tempat parkir, jadi kita bisa memarkirkan kendaraan dimana aja dan itu cukup semberaut. Selain itu fasilitas kamar mandi dan ruang ganti juga nggak tersedia sama sekali.

Lalu kondisi pantai ini juga nggak begitu bersih. Ada banyak sampah-sampah lautan yang terbawa ombak ke pinggiran pantainya. Sampahnya juga didominasi batang dan ranting kayu dan tersebar hampir di sepanjang pantainya. 

Pantai Muara Ketahun
Banyak batang dan ranting kayu berserakan
Pantai Muara Ketahun
Banyak pohon rindang juga

Namun untuk makanan, di sini cukup banyak sih, karena ada banyak pedagang yang menjajakan dagangannya mulai dari yang pake motor seperti sosis telor, gorengan hingga minuman dingin. Di sini juga ada beberapa warung yang menyediakan makanan-makanan sedikit berat seperti bakso dan sejenisnya hingga es kelapa muda.

Tiket Masuk ke Pantai Muara Ketahun

Seperti yang kubilang sebelumnya, pantai ini belum dikelola jadi tiket masuknya pun gratis, begitu pula ama biaya parkirnya, gratis cuy.

Pesona Pantai Muara Ketahun

Meski begitu, Pantai muara Ketahun ini sebenarnya cukup cantik dan menarik buat dikunjungi loh. Pantai ini bersisian ama Muara Sungai Ketahun, salah satu sungai besar di Bengkulu Utara. Di muaranya ini terdapat anjungan bebatuan yang menjadi spot mancing favorit para pengunjung.

Pantainya sendiri didominasi pasir lembut dan putih dengan ombak yang cukup besar karena menghadap langsung ke Samudera Hindia. Pantainya juga cukup panjang dan diujungnya ada formasi tebing yang seolah-olah menjadi pagar bagi pantai ini. 

Pantai Muara Ketahun
Pasirnya lembut
Pantai Muara Ketahun
Ujung pantainya ada bukit atau tebing gitu
Pantai Muara Ketahun
Menghadap ke Samudera Hindia

Yang paling menarik dari pantai ini adalah pemandangan sunset alias matahari terbenamnya. Karena menghadap langsung ke sisi barat, jadi bisa melihat pemandangan sunset secara puas. Apalagi cahaya senjanya yang berwarna jingga kemerahan itu memantul di atas pecahan ombak. Juara cuy! 

Pantai Muara Ketahun
Sunset di Pantai Muara Ketahun
Pantai Muara Ketahun
Siluet Senja
Pantai Muara Ketahun
Sunsetnya indah juga
Pantai Muara Ketahun
Ada backpacker yang ganteng dan unyu


Oh ya, ini ada videonya juga, silahkan ditonton teman-teman 😉 

😉

Kamis, 24 Desember 2020

Melihat Sunset dari Pantai Pasir Putih Parbaba di Pulau Samosir

Pantai Pasir Putih Parbaba Samosir
Pantai Pasir Putih Parbaba

Tak terasa hari sudah beranjak sore. Kulihat sang raja siang itu sudah jauh tergelincir ke ufuk barat. Sebelum hari menjadi semakin senja, aku pun segera keluar dari Desa Tomok dan mengarahkan sepeda motorku ke arah barat Pulau Samosir melalui jalan utama Pulau Samosir yang menghubungkan setiap wilayah di Pulau Samosir.

Baca juga: Boneka Sigale-Gale di Pulau Samosir

Setelah sebelumnya aku cukup puas berwisata di Desa Tomok dengan mengunjungi beragam destinasi wisatanya seperti Pasar Tomok yang merupakan sentra oleh-oleh di Pulau Samosir, kemudian juga mengunjungi situs peninggalan megalithikum yaitu sarkofagus alias Makam Batu milik Raja Sidabutar, lalu melihat peninggalan budaya Batak di Museum Batak Tomok hingga melihat Boneka Sigale-Gale.

Untuk penutup perjalanan hari ini aku bertujuan untuk menyaksikan matahari terbenam dari salah satu pantai yang ada di Pulau Samosir, tepatnya di Pantai Pasir Putih Parbaba.

Alamat Pantai Pasir Putih Parbaba

Pantai Pasir Putih Parbaba terletak di Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. Pantai ini berada di sisi barat Pulau Samosir dan berjarak sekitar 40 menit perjalanan dari Desa Tomok.

Sebenarnya sepanjang perjalanan mata ini cukup dimanjakan ama pemandangan indah dari Pulau Samosir karena di sisi kanan jalan bisa terlihat hamparan luas dari Danau Toba dengan airnya yang kebiruan. Sedangkan di sisi satunya ada hamparan hijau persawahan, rumah-rumah masyarakat Batak Toba yang terlihat khas hingga perbukitan yang menjulang di sisi tengah pulau.

Tiket Masuk ke Pantai Pasir Putih Parbaba

Setelah 40 menit perjalanan, akhirnya aku tiba di kawasan Pantai Pasir Putih Parbaba. Aku kemudian memarkirkan motor di parkiran yang tersedia. Biaya parkirnya hanya Rp. 2000 aja permotor. Sedangkan tiket masuk ke Pantai Pasir Putih Parbaba ini ternyata gratis. Gratis cuy.

Pemandangan di Pantai Pasir Putih Parbaba

Sesuai ama namanya, Pantai Pasir Putih Parbaba ini punya dataran luas berupa pasir putih yang halus. Kemungkinan pasir ini merupakan sisa dari letusan Gunung Toba jutaan tahun silam. Di depan pantai ini langsung terhampar pemandangan Danau Toba yang begitu luas, airnya yang dingin terasa menyegarkan.

Sedangkan di seberang danau terlihat barisan pegunungan dari Pulau Sumatera yang seolah menjadi pagar pembatas dari Danau Toba. Lalu di sisi Barat Daya nampak Gunung Pusuk Buhit yang berdiri dengan gagahnya. Btw, Gunung Pusuk Buhit adalah sebuah gunung suci dan sakral bagi orang Batak. Karena dalam kepercayaan mereka, nenek moyang Bangsa Batak awalnya turun dari langit ke atas Gunung Pusuk Buhit ini. 

Pantai Pasir Putih Parbaba Samosir
Menghadap ke Danau Toba
Pantai Pasir Putih Parbaba Samosir
Hamparan pasir yang luas
Pantai Pasir Putih Parbaba Samosir
Gunung Pusuk Buhit

Fasilitas yang ada di Pantai Pasir Putih Parbaba

Sebagai salah satu destinasi yang cukup populer di Pulau Samosir, fasilitas yang ada di Pantai Pasir Putih Parbaba ini cukup lengkap. Selain lahan parkir yang luas, di sekitar pantai juga terdapat beberapa penginapan. Di pantai ini juga banyak wahana permainan air seperti banana boat, perahu dayung, sepeda bebek, spead boat hingga ban pelampung.

Sore itu pengunjung pantai Pantai Pasir Putih Parbaba ini cukup rame juga. Selain bermain wahana air, banyak juga yang bermain bola voli, menerbangkan drone, hingga yang duduk bersantai menanti tenggelamnya matahari. 

Pantai Pasir Putih Parbaba Samosir
Pengunjung bermain banana boat

Matahari terbenam di Pantai Pasir Putih Parbaba

Hanya beberapa menit setelah aku tiba di kawasan pantai, sunset yang kutunggu-tunggu akhirnya tiba juga. Perlahan sang penguasa siang itu semakin tenggelam di ufuk barat, di balik pegunungan Pulau Sumatera yang ada di seberang danau.

Cahaya senja perlahan memenuhi penjuru langit dengan warna jingganya yang khas. Sayangnya saat itu cuaca tak begitu cerah, sehingga warna senjanya terasa tak maksimal. Tapi itu pun udah cukup lah buatku.

Setelah matahari benar-benar menghilang, aku pun segera kembali dan langsung menuju Desa Tuktuk untuk menyewa penginapan agar esok bisa melanjutkan kembali petualangan di Bumi Samosir. 

Pantai Pasir Putih Parbaba Samosir
Senja di Pantai Pasir Putih Parbaba
Pantai Pasir Putih Parbaba Samosir
Menanti senja
Pantai Pasir Putih Parbaba Samosir
Backpacker ganteng dan unyu di Pantai Parbaba

To be continued...

Sabtu, 07 November 2020

Danau Toba dari Pantai Pasifik Porsea

Danau Toba Pantai Pasifik Porsea
Pantai Pasifik Porsea

Hai sahabat backpacker...

Selamat datang di blognya backpacker yang ganteng dan unyu. 😋

Duduk dulu sini, aku mau cerita nih. Sebelumnya aku dan adikku udah menyaksikan keindahan Danau Toba dari atas Puncak Sigura-Gura. Tapi rasanya nggak puas cuma liat Danau Toba dari ketinggian. Apalagi jarak dari Puncak Sigura-Gura ke Danau Toba hanya sekitar 20 menit perjalanan doang. Jadi aku putusin buat liat Danau Toba secara langsung dari dekat.

Baca juga: Danau Toba dari Puncak Sigura-Gura

Brrmmm.... brrmmmm... Sepeda motorku kembali kupacu melewati jalanan Sigura-Gura yang berkelok-kelok dengan kontur turunan kali ini. Di kanan dan kiri terhampar pemandangan dari hutan hujan tropis dan jurang-jurang dalam. Sesekali juga terlihat aliran Sungai Asahan di dasar jurang dengan airnya berwarna hijau toska. Cakep juga uy.

Porsea

Sekitar 20 menit kemudian kami mulai memasuki kawasan pemukiman penduduk. Yupz, kami sudah memasuki wilayah Porsea. Porsea adalah salah satu kecamatan yang ada di kabupaten Toba Samosir. Kecamatan ini berada di tepian Danau Toba dan Sungai Asahan serta ada di kaki Pegunungan Bukit Barisan.

Jembatan Porsea

Setibanya di kota Porsea, aku kemudian menghentikan sepeda motor di atas Jembatan Porsea. Jembatan Porsea adalah salah satu lokasi bersejarah dari perang dunia II di Tanah Batak pada tahun 1942 antara pasukan Jepang dengan pasukan Belanda.

Pertempuran tersebut terjadi tanggal 9-10 Maret 1942 untuk memperebutkan Jembatan Porsea yang strategis karena menghubungkan wilayah Lembah Toba dengan wilayah di Utara, Selatan dan Sumatera Timur. Dalam pertempuran tersebut, jembatan ini pun telah dipasangi dinamit. Namun karena pasukan Jepang menyerang menggunakan perahu menyusuri sungai membuat pasukan Belanda kalah dan mayatnya terkubur di aliran Sungai Asahan.

Pemandangan dari atas jembatan ini juga cukup cantik. Karena di bawah jembatannya mengalir Sungai Asahan dengan air berwarna hijau toska. Sedangkan di kejauhan terlihat barisan pegunungan. 

Danau Toba Pantai Pasifik Porsea
Jembatan Porsea
Danau Toba Pantai Pasifik Porsea
Sungai Asahan dari Jembatan Porsea

Pantai Pasifik Porsea

 Setelah dari Jembatan Porsea, aku kemudian mengarahkan sepeda motor ke Pantai Pasifik Porsea, salah satu destinasi wisata di Porsea yang ada di tepi Danau Toba.

Alamat Pantai Pasifik Porsea

Pantai Pasifik Porsea beralamat di desa Patane I, kecamatan Porsea, kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara.

Cara ke Pantai Pasifik Porsea

Untuk menuju Pantai Pasifik Porsea dari kota Porsea sangat mudah karena lokasinya tak jauh dari pusat kota. Jalan masuknya ada di sisi kanan sebelum Jembatan Porsea, Dari sana lurus aja sekitar 5 menit perjalanan, nanti akan ada plang penunjuk arah dan pantainya pun terlihat dari plang tersebut.

Harga Tiket Pantai Pasifik Porsea

Harga tiket masuk ke Pantai Pasifik Porsea ini hanya Rp. 2000 persepeda motor. Inget! persepeda motor loh, bukan perorang dan itu sudah termasuk biaya parkir serta menggunakan semua fasilitas yang tersedia di Pantai Pasifik Porsea.

Fasilitas di Pantai Pasifik Porsea

Fasilitas yang ada di Pantai Pasifik Porsea adalah lapangan parkir yang luas, sebuah rumah makan, beberapa bangku-bangku beton dengan atap dan meja, gazebo dengan arsitektur khas Batak Toba, kamar mandi dan ruang bilas hingga arena bermain anak seperti ayunan, jungkat-jungkit dan yang lainnya. 

Danau Toba Pantai Pasifik Porsea
gazebo berarsitektur Batak Toba
Danau Toba Pantai Pasifik Porsea
Area bermain anak

Pemandangan Danau Toba dari Pantai Pasifik Porsea

Meskipun namanya pantai, tapi Pantai Pasifik Porsea ini tidak terletak di tepi laut melainkan ada di tepi Danau Toba. Di Sumatera Utara memang ada kecenderungan menamakan pantai pada suatu tempat yang berpasir dan ada di tepi danau atau sungai meski lokasinya ada di dataran tinggi.

Pantai Pasifik Porsea ini memang memiliki daratan berpasir putih. Pasirnya bertekstur kasar seperti silica. Katanya sih pasir ini diperkirakan terbentuk dari hasil ledakan Gunung Toba jutaan tahun yang silam.

Pemandangan Danau Toba dari pantai ini juga cakep banget, karena airnya terlihat biru jernih dan luas banget. Kondisi angin yang bertiup kencang juga membuat permukaan airnya bergelombang sehingga tampak seperti lautan sungguhan. Anginnya membuat aku merasa seperti lagi ada di pantai tepi laut sungguhan, padahal mah lagi di Danau Toba.

Sebenarnya di pantai ini membolehkan pengunjung untuk berenang. Namun nggak boleh sampe ke tengah dan harus ekstra berhati-hati karena di bagian tengahnya terdapat arus bawah yang kuat yang mengarah ke Sungai Asahan, sehingga cukup berbahaya. Bahkan saat kami di sana, ada satu keluarga yang sedang menabur bunga di tepi pantainya. Katanya sih beberapa tahun yang lalu keluarga mereka ada yang meninggal di pantai ini. Serem uy... 

Danau Toba Pantai Pasifik Porsea
Berpasir putih
Danau Toba Pantai Pasifik Porsea
Danau Toba

Hulu Sungai Asahan

Satu hal yang cukup menarik dari Pantai Pasifik Porsea adalah pantai ini terhubung langsung dengan aliran Sungai Asahan. Hal ini jugalah yang membuat di Pantai Pasifik Porsea punya arus bawah yang kuat.

Sungai Asahan sendiri adalah sungai terbesar dan terpanjang di Sumatera Utara. Panjang sungainya mencapai 147 km. Sungai ini juga merupakan spot rafting terbaik ketiga dunia dengan jeram besar grade 4 hingga 5+.

Dari Pantai Pasifik Porsea kami hanya perlu berjalan menyusuri tepi pantainya selama 5 menit dan udah bisa melihat hulu Sungai Asahan yang menyatu dengan Danau Toba. Wisata di Pantai Pasifik Porsea ini rasanya mantap juga cuy. 

Danau Toba Pantai Pasifik Porsea
Hulu Sungai Asahan
Danau Toba Pantai Pasifik Porsea
Si ganteng dan unyu di tepi Danau Toba

Selasa, 27 Oktober 2020

Danau Toba dari Pantai Garoga di Tigaras, Simalungun

Danau Toba dari Pantai Garoga
Pantai Garoga di Tigaras

Hai sahabat backpacker...

Di sini aku mau ngelanjutin kisah petualanganku bareng Bayu, teman-temannya dan adik angkatku saat kami pergi ke kabupaten Simalungun. Sebelumnya kami telah singgah di perkebunan teh Sidamanik. Ketika mereka semua berfoto-foto di antara hamparan perkebunan teh, aku ditugasin untuk jaga sepeda motor yang terparkir di pinggir jalan, Asem banget.

Baca juga: Wisata ke Kebun Teh Sidamanik

Namun sudah hampir satu jam mereka tak kunjung juga usai foto-fotonya. Padahal yang difotoin mukanya tetap sama dan latar fotonya juga itu-itu doang, tapi mereka tak juga berhenti. Aku yang menunggu di luar jadi gregetan juga.

“Oyy... udah siang nih, katanya mau makan di pinggir Danau Toba, jadi kagak?” kataku pada mereka.

Setelah mendengar itu, baru deh mereka keluar dari perkebunan teh tersebut.

“Ayoklah, udah laper ini.” Jawab Bayu.

Mendengar itu, aku hanya bisa pasang wajah datar. -_-“

“Ke Danau Toba kita Bang? Mantaplah, aku pengen berenang.” Kata Hafiza, adik angkatku.

“Emangnya Fiza bisa berenang?” tanyaku.

“Kagak.” Jawabnya singkat.

Lagi-lagi aku hanya bisa memasang wajah datar.  -_-“

Rencananya kami memang mau sekalian ke Danau Toba, makan siang di sana dan bermain-main air. Dari sekian banyak destinasi menarik di Danau Toba, kami memilih untuk mengunjungi kawasan Tigaras.

Tigaras

Tigaras adalah salah satu nagori alias desa yang ada di kecamatan Dolok Pardamean, kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Tigaras ini berada tepat di pinggir Danau Toba sehingga memiliki banyak destinasi wisata yang berkaitan dengan Danau Toba seperti Pantai Garoga, Pantai Paris, Pantai Kenangan, Batu Hoda, Bukit Indah Simarjarunjung dan Pelabuhan Tigaras yang melayani rute dari Tigaras ke Pulau Samosir.

Dari perkebunan teh Sidamanik, kami hanya perlu melanjutkan perjalanan ke arah kota Pematang Purba, ibukota kabupaten Simalungun. Setelah sampai di perempatan Simarjarunjung, kami berbelok ke kiri. Dari sana jalanannya didominasi kelokan dan turunan. Meski jalannya cukup curam, tapi pemandangannya cakep banget. Karena di sisi kiri jalan terhampar pemandangan Danau Toba yang begitu luas. Sedangkan di seberang sana terlihat Pulau Samosir dan perbukitan hijau di atasnya. Sekitar 10 menit kemudian kami tiba di Tigaras. 

Danau Toba dari Pantai Garoga
Danau Toba dari sisi jalan

Pantai Garoga

Dari sekian banyak tempat wisata yang ada di Tigaras, kami memilih untuk mengunjungi Pantai Garoga. Meski namanya pantai, tapi ini bukan pantai yang ada di tepi laut, melainkan pantai yang ada di tepi Danau Toba. Jadi air nya tawar, bukan asin.

Di Sumatera Utara emang ada kecenderungan untuk menamakan “pantai” pada tempat-tempat yang memiliki dataran berpasir dan air yang luas, seperti pinggiran danau maupun pinggiran sungai.

Alamat Pantai Garoga

Pantai Garoga beralamat di Desa Tigaras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun. Pantainya terletak tak jauh dari kawasan Hotel Garoga, Masjid Agung Tigaras maupun Pelabuhan Tigaras.

Sebenarnya ada drama nyasar juga sih saat menuju pantai ini. Jadi dari Simpang Simarjarunjung Bayu yang ada di depan sedangkan aku di bagian belakang. Bayu bilang kalo dia udah pernah ke Tigaras, jadi tau pantainya. Namun saat itu aku merasa aneh, karena jalanannya sudah kembali menanjak, pusat keramaian Tigaras juga sudah tertinggal di belakang. Akhirnya dengan bersusah payah mendahului mereka di jalur sempit, aku bisa menghentikan laju motor mereka. Dan benar aja, Bayu nyasar. Padahal plang pantainya tadi terlihat jelas di pinggir jalan. -_-“

Fasilitas di Pantai Garoga

Setelah putar balik dan menemukan jalan yang benar, kami pun memarkirkan kendaraan di kawasan parkir Pantai Garoga. Biaya parkirnya hanya Rp. 5000 permotor dan sudah termasuk biaya masuk ke dalam kawasan pantai.

Fasilitas yang tersedia di pantai ini cukup lengkap juga seperti pondok seharga Rp. 30.000. Tapi karena kami mengambil dua pondok jadi didiskon menjadi Rp. 25.000 perpondok. Ada juga kamar mandi, penyewaan ban, atraksi air seperti banana boat dan speedboat, hingga warung yang menjual makanan dan celana renang. 

Danau Toba dari Pantai Garoga
Ada banana boat

Setelah meletakkan barang-barang di atas pondok, kami pun segera membuka bekal yang dibawa dari rumah. Dan acara makan siang di pinggir Danau Toba pun kami mulai dengan membaca doa. Uhhh.... nikmat banget rasanya makan siang dengan pemandangan Danau Toba. Angin yang bertiup dari arah danau juga membuat cuacanya menjadi adem.

Danau Toba dari Pantai Garoga

Setelah selesai mengisi perut, saatnya bermain air. Tak seperti pantai pada umumnya yang berpasir putih, Pantai Garoga ini memiliki tepian berupa bebatuan. Bebatuannya pun beragam ukuran, mulai dari yang sekecil upil sampe yang segede dosa. Bahkan saking besarnya, ada juga batu yang menyembul ke permukaan danau. Batu besar ini pun menjadi spot foto yang menarik, tapi harus hati-hati sih, karena batunya sedikit licin. 

Danau Toba dari Pantai Garoga
Pantainya berbatu
Danau Toba dari Pantai Garoga
Batu gede di Pantai Garoga

Airnya pun jernih banget, bahkan dasar bebatuannya terlihat jelas. Ikan-ikan kecil juga sesekali terlihat berenang dengan menggemaskan. Mau ditangkap tapi terlalu lincah.

Enaknya Pantai Garoga ini memiliki tepian yang tak begitu dalam, jadi cukup aman untuk berenang di pinggir-pinggirnya. Namun pada jarak 15 meter dari bibir pantai, dasarnya tiba-tiba menjadi dalam banget, seperti ada jurang. Jadi jika main air di sini, jangan sampe terlalu ke tengah danau. Berbahaya cuy. 

Danau Toba dari Pantai Garoga
Adik angkatku yang tak bisa berenang
Danau Toba dari Pantai Garoga
Bercengkrama di tepi Danau Toba

Jumat, 23 Oktober 2020

Liburan Murah ke Pulau Salah Namo Batubara

Pulau Salah Namo
Pulau Salah Namo

Pulau Salah Namo alias Pulau Salah Nama adalah sebuah pulau kecil yang berada di Selat Malaka, Kabupaten Batubara. Pulau ini merupakan salah satu destinasi wisata yang cukup populer di kalangan wisatawan Sumatera Utara bersama dengan Pulau Pandang, sebuah pulau kecil lainnya yang terletak tak jauh dari pulau ini.

Hai sahabat backpacker, gimana kabarnya? Semoga sehat-sehat terus  ya. Kali ini aku mau berbagi cerita liburanku beberapa waktu yang lalu ke Pulau Salah Namo, sebuah pulau kecil yang indah di Selat Malaka, Sumatera Utara.

Btw liburanku ke Pulau Salah Namo ini sangat murah loh, karena cuma bermodalkan Rp. 50.000 aja. Dan ini merupakan yang kedua kalinya aku liburan ke pulau ini.

Baca juga: Liburan Murah ke Pulau Pandang Batubara

Alamat Pulau Salah Namo Batubara

Pulau Salah Namo berada di Selat Malaka dan secara administrasi terletak ke dalam wilayah Desa Bogak, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara.

Cara ke Pulau Salah Namo

Ada beberapa cara untuk menuju ke Pulau Salah Namo. Yang termudah adalah dengan ikut opentrip yang biasa diladakan oleh agen tour pariwisata. Biasanya biaya ikut opentrip ini sekitar Rp. 300.000 untuk Pulau Pandang dan Salah Nama dengan titik keberangkatan dari Kota Medan. Sedangkan untuk titik keberangkatan dari Pelabuhan Tanjung Tiram sekitar Rp. 150.000 perorangnya.

Kelebihan ikut opentrip ini adalah semuanya telah disediakan, termasuk makan siang. Jadi kita tinggal menikmati liburannya aja. Kapalnya juga dilengkapi dengan alat-alat keselamatan, sehingga bisa menjamin keselamatan peserta tour.

Cara kedua adalah dengan ikut opentrip dari pelabuhan-pelabuhan kecil di sekitar Pantai Timur Pulau Sumatera. Biaya opentrip ini biasanya hanya sekitar Rp. 50.000 aja perorangnya. Murah banget cuy. Sebenarnya dulu lebih murah lagi, karena cuma Rp. 33.000 aja perorangnya, tapi sekarang udah naik.

Kekurangan ikut opentrip ini adalah jadwalnya yang cukup jarang. Biasanya cuma ada pada hari libur besar aja. Selain itu kuota dan cuaca juga harus mendukung. Jika cuaca tak memungkinkan, trip bisa dibatalkan pada hari keberangkatan.

Dan terakhir cara yang ketiga. Cara ini cukup sulit, tapi nggak ngeluarin biaya. Caranya yaitu dengan berenang aja dari pelabuhan ke pulaunya. Kalo nggak ada ikan hiu yang ngegigit, dijamin bisa sampe kok. Sampe ke akhirat. Wkwkwkwk...

Aku sendiri memilih cara yang kedua. Karena tempat tinggalku yang ada di wilayah Pantai Timur Pulau Sumatera membuatku cukup mudah mendapatkan info jika ada opentrip di pelabuhan-pelabuhan kecil.

Dengan menaiki kapal boat berukuran sedang, perjalanan kami pun dimulai menuju Pulau Salah Namo. Perjalanannya sendiri memakan waktu sekitar 2 jam dan akhirnya kami pun tiba di dermaga Pulau Salah Namo. 

Pulau Salah Namo
Indah banget cuy

            Sejarah Unik Nama Pulau Salah Namo

            Sebelum menjelajah pulaunya, aku mau sedikit jelasin dulu kenapa pulau ini bernama Pulau Salah Namo. Jadi pada zaman dahulu, pulau ini diberi nama organ intim wanita. Iya, namanya pake nama organ intim wanita. Entah siapa yang kurang ajar bikin nama kayak gitu. Namun karena dirasa bikin malu dan nama tersebut dianggap salah, jadilah pulau ini diubah namanya menjadi Pulau Salah Namo.

Pemandangan Alam Pulau Salah Namo

Meski punya sejarah penamaan yang kelam, tapi pulau ini cukup indah loh. Dari dermaganya aja terlihat pesonanya, air lautnya biru dan jernih, saking jernihnya, karang dan pasir di dasar pesisirnya pun  terlihat. Di beberapa sudut yang membentuk teluk kecil terdapat pantai-pantai dengan pasir putih yang lembut. Sedangkan tepian lainnya berupa batu-batu terjal yang membentuk tebing yang menjulang tinggi. Lalu di pulaunya tumbuh vetagasi hijau yang lebat dan ada juga bukit hijau yang cantik. 

Pulau Salah Namo
Inilah pesona Pulau Salah Namo
Pulau Salah Namo
Airmya jernih banget

Sebagai destinasi wisata yang populer, pulau ini telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai. Selain dermaga, di pulau kecil ini juga terdapat homestay dan musholla. Selain itu juga disediakan jalan setapak yang mengelilingi pulau sehingga kami bisa menjelajah seisi pulau. Asyiknya jalan setapak ini juga dibuat hingga ke pinggir pulaunya, jadi bisa berjalan-jalan liat ombak yang menerpa bebatuan karang.

Pulau Salah Namo
Jalan setapak di tengah pulau

Di beberapa titik juga terdapat gazebo kecil dari kayu yang bisa dipake untuk beristirahat kalo capek menjelajah pulau. Gazebonya pun tersebar dari sisi atas pulau hingga ke pinggir pantainya.

Goa di Pulau Salah Namo

 Di pulau kecil dengan luas sekitar 3 ha ini ternyata punya sebuah goa. Aku pun baru tau pada kunjungan keduaku ini. Goa ini ada di sisi selatan pulau. Dulunya memang belum ada akses jalan ke sebelah selatan. Namun sekarang udah ada akses jalannya, bisa deh ngunjungi goanya.

Goanya sendiri berukuran kecil dan dipenuhi bebatuan tanpa bentukan stalagmit dan stalaktit. Bentuk goanya juga tidak menjorok ke bagian dalam, tetapi ke bagian atas dengan tinggi mencapai 6 meter. 

Pulau Salah Namo
Goa di Pulau Salah Namo
Pulau Salah Namo
Bagian dalam pulaunya

Menikmati Pulau Salah Namo dari ketinggian

Selain melihat goa, kegiatan asyik lainnya di pulau ini adalah melihat Pulau Salah Namo dari ketinggian. Di bagian atas bukit Salah Namo terdapat sebuah menara telekomunikasi yang dibuka untuk umum. Hanya saja untuk naik ke atas menaranya butuh perjuangan sih. Pertama kami harus menerabas memalui jalan setapak yang mulai tertutup ilalang tebal. Selanjutnya baru deh memanjat satu demi satu anak tangga secara hati-hati.

Pulau Salah Namo
Menara komunikasi

Menara ini terdiri dari 5 tingkat, tapi aku cuma naik sampe ketingkat 3 aja, karena dari tingkat 3 pun sudah bisa melihat indahnya alam Pulau Salah Namo dari ketinggian. Pulau Salah Namo yang terlihat hijau dengan vegetasinya yang lebat berpadu dengan birunya air laut menghasilkan gradasi warna yang indah. Di sekitar pulau juga terlihat kapal-kapal yang sedang berlabuh. Di sisi yang lain juga terlihat beberapa pulau kecil lainnya.

Indah sekali cuy. 

Pulau Salah Namo
Pemandangan Pulau Salah Namo dari ketinggian
Pulau Salah Namo
Backpacker ganteng dan unyu di Pulau Salah Namo

Selasa, 13 Oktober 2020

Wisata di Bengkulu: Lengkap dengan Transportasi, Penginapan dan Oleh-Oleh Khasnya

Hai sahabat backpacker

Seperti biasa, di akhir perjalananku ke suatu daerah maka aku akan menyajikan daftar tempat-tempat wisata yang bisa dikunjungi di daerah tersebut beserta akomodasinya.

Kali ini aku mau berbagi informasi mengenai tempat-tempat wisata yang ada di Kota Bengkulu. Daftar ini ku buat berdasarkan tempat-tempat yang memang telah kukunjungi. Jadi bisa dijamin kebenaran tempatnya. Daftar ini akan kutambah jika nanti aku berkunjung lagi ke Bengkulu.

Baiklah, inilah daftar objek wisata yang ada di Bengkulu:

1.    Pantai Panjang

Pantai Panjang bisa dibilang ikon wisatanya Kota Bengkulu. Jadi belum sah rasanya ke Bengkulu kalo belum ke pantai ini. Sesuai namanya, pantai ini memiliki bibir pantai yang panjang yang mencapai 7 km dengan pantai berupa pasir putih.

Pantai ini letaknya tak jauh dari pusat Kota Bengkulu, jadi cukup mudah untuk dikunjungi. Waktu terbaik mengunjungi pantai ini adalah ketika sore hari. Karena pantai ini tepat menghadap ke barat sehingga pemandangan sunsetnya juara. 

Selengkapnya bisa dibaca di sini: Pantai Panjang Bengkulu, Sunsetnya Juara

Pantai Panjang Bengkulu

2.    Pantai Tapak Paderi

Pantai Tapak Paderi adalah salah satu pantai lainnya yang ada di Kota Bengkulu. Pantai ini masih terhubung dengan Pantai Panjang. Pantai ini juga memiliki pantai berupa pasir putih yang halus. Asyiknya, di pantai ini terdapat banyak perahu-perahu nelayan yang sedang bersandar. Selain itu, karena pantainya membentuk teluk jadi di seberang lautannya terlihat daratan dengan pemandangan bukit-bukit dan gunung yang hijau. Cakep lah. 

Selengkapnya bisa dibaca di sini: Pantai Tapak Paderi, Pondok Sendal Jodoh dan Bunker Jepang

Pantai Tapak Paderi

3.    Pondok Sendal Jodoh

Pondok Sendal jodoh terletak di dalam kawasan Pantai Tapak Paderi. Di pondok ini terdapat dinding bambu yang ditempeli ratusan sendal bekas yang hanyut terbawa arus ombak. Tujuan pembuatan pondok ini adalah untuk mengingatkan pengunjung agar tidak membuang sampah sembarangan, apalagi ke lautan. 

Selengkapnya bisa dibaca di sini: Pantai Tapak Paderi, Pondok Sendal Jodoh dan Bunker Jepang 

Pondok Sendal Jodoh

4.    Danau Dendam Tak Sudah

Namanya emang serem sih, tapi pemandangan di danau ini cakep banget. Danaunya cukup luas dan pemukaan airnya tenang dan bersih. Di sekitar danau juga banyak pepohonan rindang yang membuat suasananya semakin adem. Di sini juga banyak penjual es kelapa muda. Jadi kita bisa menikmati segarnya es kelapa muda sembari melihat indahnya alam Danau Dendam Tak Sudah.

Selengkapnya bisa dibaca di sini: Danau Dendam Tak Sudah Bengkulu, Tempat Asyik Untuk Bersantai

Danau Dendam Tak Sudah

5.    Benteng Marlborough

Benteng Marlborough merupakan benteng peninggalan Inggris yang dibangun pada tahun 1713. Dulunya benteng ini menjadi benteng ppertahanan terkuat kedua milik Inggris di wilayah timur setelah Benteng St. George yang ada di Madras, India.

Saat ini, Benteng Marlborough menjadi salah satu destinasi wisata yang populer di Bengkulu. Selain bisa mengagumi arsitektur bentengnya yang megah, pengunjung juga bisa belajar sejarah perjuangan rakyat Bengkulu melawan penjajahan melalui koleksi bersejarah yang dipamerkan di dalam benteng ini.

Selengkapnya bisa dibaca di sini: Fort Marlborough, Benteng Inggris di Kota Bengkulu

Benteng Marlborough

6.    Bunker Jepang

Bunker Jepang adalah salah satu bangunan cagar budaya yang ada di Bengkulu. Bunker ini dibangun pada masa pendudukan Jepang di tahun 1942 hingga tahun 1945. Bangunan bunkernya masih berdiri kokoh, hanya saja kurang terawat. 

Selengkapnya bisa dibaca di sini: Pantai Tapak Paderi, Pondok Sendal Jodoh dan Bunker Jepang

Bunker Jepang

7.    Rumah Pengasingan Bung Karno

Rumah bersejarah ini merupakan rumah yang menjadi tempat tinggal Bung Karno ketika diasingkan Belanda ke Bengkulu pada tahun 1938 hingga tahun 1942. Rumah pengasingan ini masih terawat dengan baik dan di dalamnya terdapat banyak barang-barang koleksi yang berkaitan dengan Bung Karno. Btw, harga tiket masuknya cuma Rp. 3000 aja loh.

Selengkapnya bisa dibaca di sini: Rumah Pengasingan Bung Karno di Bengkulu

Rumah Pengasingan Bung Karno di Bengkulu

8.    Rumah Ibu Fatmawati

Terletak tak jauh dari Rumah Pengasingan Bung Karno, rumah bersejarah ini juga menyimpan berbagai barang bersejarah milik Ibu Fatmawati, termasuk mesin jahit yang dulu digunakan beliau untuk menjadi bendera Merah Putih yang dikibarkan pada peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945.

Selengkapnya bisa dibaca di sini: Mengunjungi Rumah Ibu Fatmawati

Rumah Ibu Fatmawati

9.    Masjid Jamik Bengkulu

Masjid Jamik Bengkulu adalah salah satu masjid tertua di Kota Bengkulu dan dibangun sejak abad ke-18. Ketika Bung Karno diasingkan ke Bengkulu, beliau pula lah yang mendesain renovasi masjid ini dan hingga sekarang desain rancangan Bung Karno masih dipertahankan di masjid ini.

Selengkapnya bisa dibaca di sini: Masjid Jamik Bengkulu

Masjid Jamik Bengkulu

10. Museum Negeri Bengkulu

Terletak di Padang Harapan, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu, museum ini menyimpan berbagai barang koleksi dari sejarah dan budaya masyarakat Bengkulu. Tiket masuk ke museum ini juga sangat terjangkau karena peorangnya hanya perlu membayar Rp. 3000 aja.

Selengkapnya bisa dibaca di sini: Museum Negeri Bengkulu, Mengenal Sejarah dan Budaya Bengkulu

Museum Bengkulu

11. Tugu Simpang Lima Ratu Samban

Tugu ini terletak di Pusat Kota Bengkulu, tepat di persimpangan lima jalan. Nama simpangnya diambil dari tokoh pahlawan setempat, Ratu Samban, yang gigih berjuang melawan penjajahan. Sedangkan tugunya sendiri berupa patung Ibu Fatmawati yang sedang menjahit bendera Merah Putih.

Selengkapnya bisa dibaca di sini: Simpang Lima Ratu Samban

Simpang Lima Ratu Samban

12. Monumen Thomas Parr

Monumen ini dibangun pada tahun 1808 oleh pihak Inggris untuk memperingati peristiwa terbunuhnya Thomas Parr, seorang Residen Inggris yang berkedudukan di Bengkulu. Thomas Parr tewas di tangan rakyat Bengkulu yang marah karena kepemimpinannya yang kejam dan zalim.

Selengkapnya bisa dibaca di sini: Tugu Thomas Parr, View Tower dan Gedung Daerah Provinsi Bengkulu

Monumen Thomas Parr

13. Alun-Alun Kota Bengkulu dan View Tower

Alun-Alun Kota Bengkulu merupakan tempat nongkrong yang cukup ramai di sore hari. Di alun-alun ini terdapat banyak pedagang makanan, mulai dari makanan ringan hingga makanan berat. Selain itu, di sini juga banyak pedagang mainan anak-anak, sehingga cocok dikunjungi bareng keluarga.

Di tengah alun-alunnya berdiri sebuah menara bernama View Tower. Menara setinggi 43 meter ini rencananya difungsikan sebagai menara pemantau tsunami dan bisa diakses oleh publik. Namun sayangnya hingga sekarang View Tower tak pernah dioperasikan. 

Selengkapnya bisa dibaca di sini: Tugu Thomas Parr,View Tower dan Gedung Daerah Provinsi Bengkulu

View Tower

14. Gedung Daerah Provinsi Bengkulu

Gedung Daerah Provinsi Bengkulu adalah salah satu bangunan bersejarah di Kota Bengkulu. Dulunya gedung ini merupakan tempat tinggal bagi Residen Inggris yang memimpin Bengkulu. Saat ini, Gedung Daerah Provinsi Bengkulu dijadikan sebagai rumah dinas Gubernur Bengkulu dan masih terawat dengan baik. 

Selengkapnya bisa dibaca di sini: Tugu Thomas Parr, View Tower dan Gedung Daerah Provinsi Bengkulu

Gedung Daerah Provinsi Bengkulu

          Cara Menuju Bengkulu

Ada beberapa cara untuk mengunjungi Kota Bengkulu. Cara pertama dan paling mudah adalah dengan menggunakan pesawat terbang. Bengkulu memiliki satu bandara bernama Bandara Fatmawati Soekarno. Bandara ini melayani penerbangan domestik dan internasional.

Bandara Fatmawati Soekarno terletak di Jalan Raya Padang Kemiling, Kecamatan Slebar, Kota Bengkulu. Jarak bandara ke pusat kota sekitar 14 km dan bisa menggunakan bus Damri, taksi bandara serta angkutan travel untuk menuju pusat kota.

Selain pesawat, juga bisa menggunakan transportasi bus. Ada beberapa bus yang memiliki trayek langsung ke Kota Bengkulu seperti Bus Putra Simas, PO SAN, Putra Rafflesia dan bus lainnya. Selain trayek langsung, teman-teman juga bisa naik bus tujuan Kota Lubuk Linggau di Sumatera Selatan. Dari kota tersebut tinggal naik bus tujuan Kota Bengkulu.

Tentang Bus Putra Simas bisa dibaca di sini: Perjalanan Menuju Bengkulu dengan Bus Putra Simas

Bus Putra Simas 

Selain itu, Bengkulu juga memiliki pelabuhan, yaitu Pelabuhan Pulau Baai. Dulunya pelabuhan ini melayani rute ke Jakarta dan Padang. Tapi sekarang aku tak menemukan informasi selain tentang kapal dengan rute Bengkulu menuju Pulau Enggano, salah satu pulau terluar di Provinsi Bengkulu. Mungkinkah rutenya udah ditutup?

Transportasi di dalam Kota Bengkulu

Saat ini Kota Bengkulu telah dilengkapi dengan kendaraan umum dalam kota berupa bus Trans Rafflesia Bengkulu. Bus ini akan membawa penumpang melalui beberapa destinasi wisata seperti Pantai Panjang, Benteng Marlborough, Danau Dendam dan pusat kota. Selain Trans Bengkulu, teman-teman juga bisa mengandalkan angkot serta babang ojol.

           Penginapan di Bengkulu

Ada banyak penginapan yang tersedia di Kota Bengkulu dengan harga yang beragama di mulai dari kurang Rp, 100.000 permalam. Penginapan-penginapan ini umumnya terletak tak jauh dari pusat kota dan objek-objek wisata yang ada di Bengkulu. Saya sendiri kemarin menginap di Tropicana Guest House yang terletak tak jauh dari Pantai Panjang dan Rumah Pengasingan Bung Karno. Di sini permalamnya cuma Rp. 110.000 dan udah dapat sarapan pagi.

Selengkapnya bisa dibaca di sini: Menginap di Tropicana Guest Hotel Bengkulu

Tropicana Guest House

           Oleh-Oleh Khas Bengkulu

Ada banyak oleh-oleh khas Bengkulu yang bisa bawa sebagai buah tangan ketika pulang dari Bengkulu seperti Lempuk Durian, Manisan Terong, Perut Punai, Kue Tat, hingga Kopi Bengkulu,

Selain makanan, juga banyak pernak-pernik yang tersedia seperti Batik Besurek, baju kaos bergambar khas Bengkulu hingga kerajianan dari kulit kayu lantung seperti gantungan kunci dan miniatur bunga rafflesia.

Untuk membeli oleh-oleh ini bisa di banyak tempat seperti Pantai Panjang dan Benteng Marlborough. Tapi menurutku tempat terbaik untuk berburu oleh-oleh ada di Sentra Oleh-Oleh Khas Bengkulu yang terletak tak jauh dari Simpang Lima Ratu Samban. Di tempat ini terdapat beberapa toko yang menjual oleh-oleh khas Bengkulu dengan harga yang terjangkau dan barangnya pun lengkap.